Kamis, 31 Maret 2011

PRESTASI DAN PENGHARGAAN JUVENTUS FC


Secara umum, Juventus adalah klub tersukses di Italia dengan raihan gelar 40 gelar nasional di Italia dan salah satu klub tersukses di dunia dengan raihan 11 gelar internasional dengan raihan rekor 9 gelar UEFA dan dua FIFA.

Menjadikan mereka sebagai klub ketiga yang sukses di Eropa dan juga dunia, dimana semuanya telah diakui secara pasti oleh UEFA dan FIFA, beserta enam konfederasi sepak bola dunia.

Juventus telah memenangi 27 gelar seri-A, dan menjadi rekor terbanyak sampai saat ini dan juga menjadi catatan tersendiri saat Juve mendominasi lima musim berturut-turut seri-A dari musim 1930-31 sampai 1934-35. Mereka juga telah memenangi Piala Italia Sembilan kali, dan menjadi rekor sampai saat ini.

Juventus menjadi satu-satunya klub sepak bola Italia yang telah mendapatkan dua bintang sebagai tanda mereka telah menjuarai seri-A lebih dari 20 kali. Bintang pertama mereka dapatkan pada musim 1957-58 ketika Juve berhasil menjuarai seri-A untuk kesepuluh kalinya, dan yang kedua pada 1981-82 ketika Juve menjuarai seri-A untuk keduapuluh kalinya. Juventus juga merupakan klub Italia pertama yang memenangi gelar dobel (seri-A dan Coppa Italia) sebanyak dua kali, yaitu pada 1959-60 dan 1994-95.

Juventus tercatatkan juga sebagai klub pertama dan satu-satunya di dunia yang berhasil memenangi seluruh gelar kejuaraan resmi, yang diakui oleh FIFA. Juve memenangi Piala UEFA tiga kali, berbagi rekor bersama Liverpool dan Inter Milan

Klub Turin ini menempati posisi 7 —tetapi teratas untuk klub Italia—dalam daftar Klub Terbaik FIFA Abad 20 yang diumumkan pada 23 Desember 2000.

Juventus juga mendapatkan status sebagai World's Club Team of the Year sebanyak dua kali tepatnya pada 1993 dan 1996, dan menempati rangking 3 dalam Rangking Klub Sepanjang masa (1991-2008) oleh International Federation of Football History & Statistics.

Gelar juara nasional Italia

  • Scudetto.svg Lega Calcio seri-A: 27 kali
    • Juara: 1905; 1925-26; 193031; 193132; 193233; 1933–34; 1934–35; 1949–50; 1951–52; 1957–58; 1959–60; 1960–61; 1966–67; 1971–72; 1972–73; 1974–75; 1976–77; 1977–78; 1980–81; 1981–82; 1983–84; 1985–86; 1994–95; 1996–97; 1997–98; 2001–02; 2002–03.
    • Posisi kedua: (20 kali) 1903; 1904; 1906; 1937–38; 1945–46; 1946–47; 1952–53; 1953–54; 1962–63; 1973–74; 1975–76; 1979–80; 1982–83; 1986–87; 1991–92; 1993–94; 1995–96; 1999–00; 2000–01; 2008-09
  • Coccarda Coppa Italia.svg Piala Italia: 9 kali
    • Juara: 1937–38; 1941–42; 1958–59; 1959–60; 1964–65; 1978–79; 1982–83; 1989–90; 1994–95.
    • Juara kedua: (4 kali) 1972–73; 1991–92; 2001–02; 2003–04.
  • Piala Kremlin : 2 kali

Gelar Eropa dan dunia

  • UEFA - Champions League (adjusted).png Piala/Liga Champions: 2 kali
    • Juara: 1984-85, 1995-96.
    • Juara kedua: (5 kali) 1972–73; 1982–83; 1996–97; 1997–98; 2002–03

Rabu, 30 Maret 2011

Berlayar Denganku (Sheila on 7)
gambar Sheila On 7 Berlayar Denganku image

Judul Lagu : Berlayar Denganku
Penyanyi : Sheila On 7
Pencipta : Akhdiyat Duta Modjo
Album : Berlayar
Produksi : Sony Music


hidup bukan tuk berdiam diri
hidup ada tuk kita jalani
cobaan bukan tuk ditakuti
cobaan harus kita hadapi

bagai mengarungi lautan lepas
menghadapi ombak badai

pilih perahu tidaklah mudah
kita tentu tak mau tenggelam
perahu ini milik kita
naiklah jangan pernah kau turun

bagai mengarungi lautan lepas
menghadapi ombak badai, menghadapi ombak badai

reff:
berlayarlah denganku, bertumpulah di pundakku
bersamaku engkau tak perlu ragu
tatap mataku maka kau kan tahu
semuanya kan baik saja

hidup bukan tuk berdiam diri
hidup ada tuk kita jalani

berlayarlah denganku, bertumpulah di pundakku [2x]
tatap mataku maka kau kan tahu
semuanya kan baik saja [2x]

Dari album Berlayar . . . .

DEPRESIASI AKUNTANSI KEUANGAN INTERNASONAL

Riza Nirwansyah

20207956

4EB06

Depresiasi Akuntansi Keuangan Internasional



Pengertian Depresiasi

Yaitu alokasi sistematis dari suatu aktiva tetap. Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.

Tanah dan bangunan adalah aktiva tetap yang dipisahkan dan dicatat secara terpisah, bahkan ketika mereka diperoleh bersama-sama. Dengan beberapa pengecualian, seperti tambang dan situs yang digunakan untuk TPA, tanah tersebut mempunyai masa manfaat terbatas dan karena itu tidak disusutkan. Sedangkan bangunan memiliki masa manfaat yang terbatas, karena itu merupakan aset depresiasi. Peningkatan nilai tanah di mana bangunan berdiri tidak mempengaruhi penentuan nilai aset bangunan.


Tujuan Depresiasi

Alokasi biaya yang tepat harus dilakukan di antara berbagai pos aktiva dan beban (misalnya dalam penetapan unsur harga perolehan properti, pabrik dan peralatan atau biaya pemeliharaan) karena akan mempengaruhi perhitungan laba untuk serangkaian periode akuntansi. Demikian pula, biaya umum (common cost) yang berkenaan dengan lebih dari satu aktivitas harus didistribusikan dengan tepat menurut dasar pembebanan yang layak, seperti faktor waktu atau faktor penggunaan.

Tujuan dari Pernyataan ini adalah mengatur tentang pembebanan penyusutan aktiva yang dapat disusutkan. Masalah utama dalam akuntansi penyusutan suatu aktiva adalah penentuan jumlah yang dapat disusutkan, metode penyusutan dan penentuan masa manfaat keekonomian.


Metode Depresiasi

Depresiasi dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut:

  1. Berdasarkan waktu:

- metode garis lurus

- metode pembebanan yang menurun:

- metode jumlah-angka-tahun

- metode saldo-menurun

b. Berdasarkan penggunaan:

- metode jam-jasa

- metode jumlah unit produksi

c. Berdasarkan kriteria lainnya:

- metode berdasarkan jenis dan kelompok

- metode anuitas

- sistem persediaan


Pada umumnya depresiasi termasuk dalam kategori beban operasi dalam pelaporan keuangan perusahaan. Pengecualiannya adalah depresiasi yang berhubungan dengan aktiva tetap yang berhubungan langsung dengan aktivitas produksi. Untuk aktiva tetap yang berhubungan langsung dengan aktivitas produksi depresiasinya dimasukkan ke dalam perhitungan biaya produksi. Pada umumnya depresiasi hanya dihitung pada akhir periode akuntansi. Tetapi dalam hal tertentu depresiasi juga perlu dihitung walaupun bukan pada akhir periode. Contohnya adalah ketika terjadi transaksi yang berhubungan dengan pelepasan aktiva tetap. Pelepasan aktiva tetap tersebut misalnya dilakukan berhubungan dengan penjualan aktiva tetap, pertukaran aktiva, ataupun penghapusan aktiva yang tidak digunakan lagi. Depresiasi yang dihitung oleh perusahaan pada tiap periode akan diakumulasikan (dikumpulkan) dalam akun khusus yang disebut dengan akumulasi depresiasi. Jadi akumulasi depresiasi dapat dikatakan sebagai bagian dari nilai aktiva tetap yang sudah memberikan aliran manfaat ekonomis dan tidak lagi bisa memberikan tambahan aliran manfaat ekonomis. Beban depresiasi tersebut akan dilaporkan sebagai beban operasi dalam laporan laba rugi. Akumulasi depresiasi akan dilaporkan di dalam neraca, sebagai pengurang nilai perolehan aktiva tetap. Nilai perolehan aktiva tetap dikurangi dengan akumulasi depresiasinya merupakan nilai buku dari aktiva tetap tersebut.


Penerapan IFRS di Indonesia Dan Negara-Negara Lain di Dunia

Indonesia yang tadinya lebih condong ke standar akuntansi keluaran FASB, sejak tahun 1994 sudah mulai melakukan harmonisasi dan lebih mendekatkan diri ke IFRS. Bersamaan dengan perkembangan dan dinamika bisnis dalam skala nasional dan internasional, IAI telah mencanangkan dilaksanakannya program konvergensi IFRS yang akan diberlakukan secara penuh pada 1 Januari 2012.


Penerapan IFRS di Indonesia menimbulkan banyak dampak dalam penyusunan laporan keuangan baik dalam nama laporan keuangan sampai pada konsep pengukuran akun-akun yang ada dalam laporan keuangan. Perubahan pengukuran menjadi pengukuran berbasis nilai wajar (fair value accounting) memerlukan pemahaman yang baik dari manajemen tentang konsep fair value accounting sehingga dapat memilih kebijakan akuntansi dan keputusan bisnis yang tepat.


Perlakuan Akuntansi Depresiasi Negara-Negara Lain Tentang IFRS

Di Amerika Serikat pada tahun 1999 Governmental Accounting Standards Board’s (GASB) Statement No. 34, Basic Financial Statements—and Management's Discussion and Analysis—for State and Local Governments, mengatur bahwa pemerintah pada umumnya diminta untuk mendepresiasikan aktiva tetap mereka. Dua metode pelaporan diperkenankan oleh GASB 34 ini, terutama untuk aktiva infrastruktur. Kedua metode itu adalah depresiasi standar dan depresiasi modifikasian.

Depresiasi modifikasian dilakukan dengan cara memantau dan mengelola kinerja infrastruktur dan entitas yang bertanggung jawab harus menjaga aset infrastruktur tersebut dalam kondisi minimum tertentu. Modifikasi ini perkenankan karena GASB beranggapan bahwa instansi publik tidak mendepresiasikan aktiva melainkan melestarikan aktiva untuk memenuhi atau melebihi standar kondisi yang diinginkan.


Praktik depresiasi ala impairment yang dinyatakan oleh GASB sebagai varian penyusutan modifikasian yang mengijinkan perkecualian dipemasalahkan oleh GFOA’s Executive Board berdasarkan alasan teoretis yang mengacu pada kontroversi antara kegunaan akuntansi berbasis kas dibandingkan dengan berbasis akrual. GFOA menganggap bahwa penyusutan modifikasian merupakan langkah awal GASB dalam memanfaatkan standar akuntansi yang diterima umum untuk mengukur kinerja pemerintah sementara mereka mengukuhi pandangan bahwa ukuran kinerja harus dikaitkan dengan penganggaran (berbasis kas), bukannya kerangka kerja akuntansi (yang memungkinkan akrualisasi) (GFOA, 2002).


Jika sekarang kita fokus pada beberapa pengukuran kunci dalam pemilihan beberapa negara besar seperti AS, Uni Eropa (termasuk di dalamnya Inggris, Belanda, Prancis dan Jerman), Brasil, Swiss, China dan Jepang, kita bisa melihat variasi dari prinsip akuntansi yang digunakan bisa berpengaruh berbeda terhadap pendapatan dan aktiva. Untuk beberapa negara, yang mana representatif dalam pengidentifikasian klasifikasi kultur, prinsip akuntansi juga berkaitan dengan pemilihan pengukuran kunci yang dipresentasikan pada basis komparatif. Dengan hormat kepada basis pengukuran yang digunakan, aplikasi konservatif dari biaya historis umumnya di jadikan persyaratan di negara Uni Eropa, disana ada kecendrungan untuk pendekatan yang lebih fleksibel, khususnya di Inggris dan Belanda. Di dua negara tersebut, biaya histors secara berkala di modifikasi dengan revaluasi nilai pasar atau biaya pengganti, khususny pada kasus tanah dan bangunan dan peralatan.

Akuntansi depresiasi di AS dan Uni Eropa, khususnya di Inggris didasarkan pada konsep dari nilai guna umur ekonomi, dimana di negara lain seperti Prancis, Jerman, Swiss dan Jepang, peraturan perpajakan secara umum mendorong metode yang lebih cepat.
Pengukuran persediaan secara umum didasarkan pada prinsip “lower of cost and market” tetapi dengan beberapa variasi dalam penaksiran arti dari pasar, itu adalah, “net realizable value” atau biaya pengganti. LIFO juga kadang kali diijinkan untuk tujuan pajak (sebagai contohnya Jepang dan AS), tetapi lebih sering tidak (contohnya Uni Eropa). Kontruksi kontrak diakuntansikan secara umum menggunakan metode “percentage-of-completion”. Tetapi metode kontrak lengkap yang lebih konservatif digunakan di Swiss, Cina dan Jerman. Biaya bagian penelitian dan pengembangan/Research and Development (R&D) biasanya dikeluarkan lebih cepat di negara Anglo-Amerika dan Jerman. Meskipun Brasil pendekatan yang lebih fleksibel telah diadopsi secara umum. Pendekatan yang serba memperbolehkan juga diadopsi secara umum ke arah kapitalisasi biaya peminjaman dari aktiva.


Perlakuan dari keuntungan pensiun juga diakuntasikan secara umum atas basis yang bertambah/ atau proyeks keuntungan yang akan dibayarkan kepada karyawan, kontras dengan Brasil dan Cina yang menggunakan metode sebaliknya.
Perlakuan terhadap perpajakan adalah area utama dari perbedaan pengukuran pendapatan akuntansi menjadi dipengaruhi secara kuat oleh peraturan pajak di Prancis, Jerman, Swiss, dan Brasil.

Perlakuan dari kombinasi bisnis di seluruh dunia bervariasi tergantung pada kurang atau lebihnya metode “pooling-of-interest” atau kumpulan kepentingan, metode ini dijadikan persyaratan atau diijinkan tergantung pada keadaan tertentu. Tetapi metode pembelian juga dibutuhkan secara umum. Di Brasil, Cina dan Jepang metode depresiasi diperlukan dan kontras dengan AS dan Inggris, dimana metode depresiasi tidak diperlukan tetapi dilakukan tes kelayakan.

Berkaitan dengan goodwill, hal-hal lain seperti merk, hak publikasi, dan paten, yang secara umum dikapitaslisasi, kecuali di Swiss, tetapi subjek biasanya diamortisasi, jika tidak maka diadakan tes kelayakan. Akhirnya, hal-hal yang berkaitan dengan translasi mata uang asing adalah penting dalam tujuannya untuk mendapatkan pengukuran untuk memilih antara average atau closing rate. Disini, sepertinya ada beberapa fleksibilitas secara umum, dengan kurs aktual ataupun kurs rata-rata.
Meskipun adanya pertumbuhan kekhawatiran terhadap perbedaan prinsip pengukuran dan praktiknya secara internasional, kurang lebih yang diketahui tentang dampak keseluruhan dari perbedaan akuntansu atas pendapatan dan ekuitas pemegang saham. Meskipun begitu, perbedaan kepada berbagai aspek pengukuran akuntansi mungkin telah dikompensasi satu sama lain agar secara luas dampak keseluruhannya tidak terlalu signifikan. Meskipun telah dilakukan riset yang sangat terbatas mengenai dampak kuantitatif dari perbedaan akuntansi internasional, ada bukti kuat antara hubungan prinsip
akuntansi di AS dengan Inggris, beberapa negara Uni Eropa, dan Jepang.



Pustaka :


http://id.wikipedia.org/wiki/Depresiasi


http://www.ksap.org/Lampiran3.pdf


http://dedysuarjaya.blogspot.com/2010/09/perbedaan-akuntansi-internasional-dan.html


www.iaiglobal.or.id


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 17 Ikatan Akuntan Indonesia